“Hello welcome back to my…”

Eits, hallo semua! Sudah lama rasanya membiarkan laman ini kosong melompong. Selalu saja ada alasan untuk menunda kegiatan mengisi laman ini. Hehehe

Seperti judulnya kali ini saya akan mereview parfum dari rumah parfum La Rive dengan nama varian La Rive Cute. Sebelum saya masuk lebih dalam, saya ingin memberi informasi bahwa rumah parfum La Rive ini adalah rumah parfum yang suka menirukan brand parfum mahal. Atau istilah ngetrennya parfum dupes.

Selama pandemi, tanpa disadari muncul sebuah tren baru. Semua orang tertarik dengan parfum/wewangian. Dan karena tren itu beberapa topik tentang parfum juga banyak bersliweran di kanal youtube. Dari situlah awal mula saya berkenalan dengan La Rive Cute ini.

Tahun ini saya memang sudah berencana untuk mencari signature parfum yang bisa saya gunakan sehari-hari, bisa dibilang saya mencari yang aromanya saya banget. Seperti apa sih itu? Tentu saja setelah bertambahnya usia, selera parfum juga ikut berubah. Jika dahulu saya memakai parfum bvgari omnia amethyst sebagai signature saya, maka sekarang saya sedang mencari wangi yang terkesan lebih dewasa, klasik dan feminim. Singkat cerita saya mulai kepoin parfum chloe dan mencoba membeli decantnya terlebih dahulu. Share in mini botol gitu.

Semakin saya kepoin parfum chloe itu, saya juga mulai menimbang-nimbang harganya yang kurang cocok dikantong. Lalu akhirnya saya menemukan dupes dari chloe ini. Dan banyak yang bilang kalau parfum La Rive ini plek ketiplek dengan chloe. Tanpa pikir panjang, saya lalu mencari di e-commerse dan membeli versi travel sizenya dulu sebelum memutuskan untuk membeli full bottlenya.

KEMASAN

Parfum ini datang dengan box tanpa plastik luaran. Botolnya sendiri berukuran cukup mungil dan terbuat dari kaca. Cocok untuk dibawa di dalam pouch make up ataupun dibawa di dalam tas. Informasi tentang distributor resmi, barcode dan nomor BPOM tertera di box bagian samping. Sprayernya bisa dibilang enak dan cukup menyebarkan produk dengan baik.

KOMPOSISI

Untuk komposisinya kalian bisa melihatnya di bagian box belakang. Di situ juga tertera perusahaan dan pabrikan pembuat parfum tersebut

CEK KEASLIAN

WARNA CAIRAN

Cairan/ juice dari parfum ini bening, dan agak kuning. Kalian bisa mencarinya di laman pencarian kalau mau, karena punya saya sudah hampir habis.

AROMA

Menurut kamus besar dunia parfum, Fragantica La rive ini terdiri dari :

Di hidung saya, yang tercium saat pertama kali disemprot itu adalah wangi manis dari buah leci, kemudian tercium bunga freesia dan mawar yang dominan. Dan sampai akhir wangi yang saya cium adalah mawar yang sedikit powdery (Seperti bedak beraroma mawar)

STAYING POWER

Untuk ketahanannya parfum ini masuk ke kategori moderate, sekitar 4-5 jam jika disemprotkan di badan. Selama ini saya memakainya untuk ke kantor atau sekedar pergi sebentar. Kalau kebetulan tidak terlalu banyak keringetan, wanginya bisa tembus sampai 7 jam-an. Dan masih nempel di baju sampai besok pagi.

HARGA

Rp 55.000,- sampai Rp80.000,- 

TEMPAT MEMBELI

Departemen store, E-Commerse

KESIMPULAN

Kalau dilihat dari botolnya yang sudah hampir habis, tentu saja kalian bisa menebak jika saya sering memakainya meskipun masih bergantian dengan beberapa parfum saya yang lain. Dan kabar baiknya parfum ini adalah dupes dari parfum designer chloe edp. Menurut saya, wanginya bener-bener mendekati sekitar 75% mulai dari opening hingga dry downnya. Hanya saja bedanya jika parfum chloe cukup 3 kali semprot (saya semprot di belakang telinga dan di dada) maka untuk La Rive ini saya semprot di 6 titik. Di belakang telinga, dada, bahu, dan bagian belakang baru wanginya bisa agak tahan lama dan dinotice orang lain.

Meski demikian, tidak menyurutkan niat saya untuk repurchase parfum ini ketika habis nanti. Bedanya saya tidak akan membeli kemasan 30 ml, tapi akan membeli yang 100 ml, supaya makin hemat.

Apa dari kalian sudah pernah mencoba La Rive Cute ini?

Bagaimana pengalaman kalian saat memakainya? share di kolom comment ladies...

xoxo,

Setiap hari berada di ruangan ber-AC lebih selama kurang lebih 8 jam membuat kulit wajah saya terasa kering dan kurang nutrisi. Sejak saya memutuskan untuk berhenti memakai krim wajah dari klinik kecantikan, tentunya sedikit berimbas dengan kondisi kulit wajah yang sekarang ini. Dengan modal gugling, saya mendapat informasi jika kandungan Hyaluronic Acid sangat bagus untuk melembabkan wajah. Setelah mengalami dilema untuk memilih Hyaluronic Acid dari The Ordinary atau Hyaluronic Acid dari Hada Labo, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba Hyaluronic Acid dari Hada Labo. Alasannya sungguh sangat sederhana. Yang pertama, karena saat itu adalah tanggal tua sudah pasti saya (sebagai calon emak - emak) mempertimbangkan untuk membeli produk drugstore yang jauh lebih affordable. Produk The ordinary sendiri masih terbilang cukup terjangkau. kalian bisa membeli dengan harga kisaran 150 - 200 ribu di online shop, tapi harga yang ditawarkan Hada Labo jauh lebih rasional untuk dompet saya saat itu. Hanya 35 ribu saja ☺ Pertimbangan kedua, karena produk Hada Labo ini bisa ditemukan di supermarket dekat dengan tempat tinggal saya sehingga saya merasa kalau produk ini menjadi pilihan paling pas saat itu. Daripada lama - lama lagi, Yuk simak Reviewnya :

Yang namanya wanita dimana-mana itu semua sama. Kecanduan lipstik. Termasuk saya. 10 tahun lalu, tidak terbersit sedikitpun bahwa saya akan menjadi pecandu lipstik. Saat itu saya masih bau kencur, yang ada di kepala hanya bagaimana caranya saya survive menghadapi UNAS dan masuk perguruan tinggi yang saya inginkan. Namun, ternyata hobi saya yang satu ini nampaknya cukup meresahkan Masbeb sampai-sampai mengirim link sebuah artikel yang mendarat manis di timeline Facebook saya. Well... sebenarnya sih artikel itu ada benar dan enggaknya sih karena tahap kecanduan lipstik saya belum sejauh itu. Tiap kali gajian, selalu saja ada niat untuk mencoba lipstik baru tapi takut zonk. Beruntung, salah satu teman kantor saya saat itu memberi kesempatan untuk mencoba lipstik baru yang dia dapat dari salah satu brand lokal yang kebetulan baru launching.

Nama Poppy Dharsono tentunya tidak asing di telinga kalian sebagai salah satu artis senior dan juga fashion desainer. Jujur, saya baru tahu kalo ibu Poppy ini juga punya brand kosmetik lho... hayo! salah satu dari kalian juga pasti sama seperti saya bukan? penasaran ngga sih sama Liquified Matte Lipstik ini? Yuk! langsung aja kita lanjut ke review


Packagingnya sendiri dari botol plastik bening yang lumayan tebal, seperti liquid lipstik pada umumnya. Tutup botolnya berwarna gold dan ada lambang bunga Poppy diatasnya. Dengan ukuran 4,5 gr tentunya lipstick ini lumayan awet dipakai dan ngga habis - habis ya! terutama yang koleksi lipstiknya bejibun seperti saya :)

Salah satu yang bikin saya suka dengan lipstik ini adalah staying powernya. terutama untuk warna gelapnya. Lipstik ini akan bertahan di bibir selama 4 - 5 jam jika kalian gunakan untuk makan makanan ringan dan minum saja. Di bibir saya, lipstik ini juga kiss-proof / transfer proof, ngga bikin stain di gelas
Lipstik ini memiliki 10 shades warna mulai dari warna muda hingga warna gelap. Kalian bisa cari rekomendasi 5 warna lainnya ya ladies...







Overall, saya terkesan dengan kualitas lipstik lokal yang makin hari makin ngga kalah dengan lipstik import . Meskipun lipstik ini bukan menjadi favorit saya karena masih ada lipstik lain yang kualitasnya lebih baik dan harganya lebih terjangkau, tapi saya berharap ke depannya formulasinya bisa lebih baik  dan konsisten di semua shadesnya. Dari ke lima warna lipstik diatas, saya paling suka dengan warna  RAISIN dan DUSTY ROSE. Terutama warna Raisin, meskipun banyak yang bilang kalo warna itu terlalu gelap untuk wajah saya, entah mengapa warna itu justru yang membuat saya ingin mengkoleksinya. See? wanita memang seperti itu, Bibir memang cuma satu, tapi selalu ada alasan untuk membeli lipstik baru :)

Nah, kalau kalian?

Sudah pernah mencoba Liquified Matte Lipstik ini?

Warna apa yang jadi ter-favorite kamu?

Share di kolom comment ladies...

xoxo,

Express Holiday : Mencicipi Kelezatan Burger Shot - Awalnya, pergi ke Malang kemarin itu adalah untuk melalui salah satu step menuju pelaminan: berkenalan dengan keluarga besar calon suami. Sebenarnya niat kita adalah untuk mencoba salah satu kuliner hits di daerah Jl. Soekarno-Hatta atau yang lebih dikenal dengan Suhat. hanya saja, dari informasi yang kita dapat dari akun Instagram mereka menyatakan kalau mereka masih tutup. Tak kurang ide, kita pun berbelok ke restoran burger favorit MasBeb. Burger Shot namanya. Restoran yang berada di Jl. Borobudur (sebrang Warunk Upnormal) ini, menyajikan berbagai olahan burger, kentang, hot dog maupun shawarma. Kisaran Harga yang ditawarkan antara 10 - 60 ribu. Karena masih terlalu kenyang, kita pun memesan Volcano Burger dan Hash Brown Fries

sambil menyelam minum air. peribahasa yang sangat tepat. pada saat mendapat tugas luar bersama seamolec ke pontianak lalu, saya berkesempatan mengunjungi objek wisata yang ada di kota tersebut. tidak banyak, tapi berkesan. tidak semua orang berwisata ke kota-kota di Indonesia. kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk berwisata ke luar negri. padahal di negri sendiri banyak tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi. setelah membaca buku the naked traveller beberapa waktu yang lalu, saya jadi sadar bahwa di dalam negri sendiripun banyak tempat wisata yang belum di kunjungi. dan karna momennya pun pas, jadi saya tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

bagian terpenting dalam kuliah adalah saat-saat wisuda. hasil kerja keras selama 3 tahun terbayar sudah dengan terpanggilnya nama "Tilasari Oggi Rachmanniar, A.md " di ruang wisuda. :)
waktu 3 tahun terasa berlalu begitu cepat. rasanya baru kemarin saya ospek, tahu-tahu sekarang sudah wisuda. flash back ingatan di masa lalu. masih jelas di memori saat pertama berkenalan dengan teman-teman baru. melewati masa-masa magang bersama, masa-masa TA penuh perjuangan. semua terangkum manis di ingatan saya dan everlasting. semoga semua bisa menjadi orang sukses dikemudian hari kelak. sampai jumpa kawan, selamat datang para pengangguran indonesia :)

tak terasa 5 hari sudah berada di Pontianak, banyak pengalaman yang saya alami di sini. mulai dari merasakan teriknya matahari di garis khatulistiwa, bahkan merasakan dinginnya kota ini karena hujan dan petir. pada hari terakhir berada di sini, rombongan kami mengunjungi SMK N 6 Pontianak. Awalnya, kegiatan sosialisasi SEA CYBERCLASS ini di adakan di SMKN 6 Pontianak. tetapi sehari sebelum kami tiba di sana, ternyata antena intranet yang ada di sana roboh terkena hujan angin. sehingga kegiatan akhirnya di pindahkan di SMK N 3 Pontianak.

SMKN 6 Pontianak lebih dikenal dengan SMK kesenian. karena jurusan yang ada di sana memang berisi tentang kesenian. meliputi kesenian keramik, tata busana, kesenian, bahkan multimedia. tetapi ada cerita unik, ternyata SMKN 6 ini adalah salah satu kiblat dunia IT di Kalimantan Barat. karena tenaga pengajar di sini adalah para pengembang IT yang komit. saya salut dengan beliau-beliau, karena dedikasi beliau yang tinggi terhadap dunia pendidikan. tak pernah terbayangkan sebelumnya bakal bertemu orang-orang hebat yang dengan ikhlas mengabdi untuk memajukan pendidikan bangsa. padahal secara materi beliau kurang mendapat apresiasi. saya banyak mendengarkan pengalaman-pengalaman beliau mulai dari betapa senangnya beliau ketika pada saat pemerintah pertama kali dan terakhir kali memberikan bantuan berupa CPU untuk lab komputer di sekolah tersebut. terdengar sangat miris sebenarnya. di saat saya di sini bisa merasakan menggunakan komputer dengan prosessor yang canggih, tetapi mereka cukup puas menggunakan komputer dengan spesifikasi yang ketinggalan jaman. dan hanya bisa digunakan untuk belajar mengetik. sungguh pada saat itu saya merasa bersyukur bisa mendapatkan lebih dari mereka. tetapi yang lebih hebat lagi, komputer tersebut msih bisa digunakan meskipun telah berumur belasan tahun. lab komputer yang digunakan untuk jurusan multimedia juga bisa dikatakan sangat tidak layak. sehingga bagi sebagian dari murid membawa laptop sendiri-sendiri untuk praktek. keadaan yang seperti ini berbeda 180 derajat dari yang ada di kota besar. ternyata fasilitas yang serba minim ini bisa menghambat perkembangan kreativitas anak bangsa. beruntunglah mereka mempunyai guru yang komit sehingga meskipun dalam keadaan serba terbatas, tidak menghalangi niat belajar mereka. semoga mereka bisa menjadi para penerus bangsa di kemudian hari. Amin